Dulu, banyak yang berpikir sukses itu harus ke kota. Cari kerja kantoran, pakai baju rapi, dan pulang dengan gaji tetap setiap bulan. Tapi sekarang, tren itu mulai berubah. Semakin banyak anak muda yang justru memilih kembali ke desa. Bukan karena kehabisan pilihan, tapi karena mereka melihat peluang besar di kampung halaman.Bukan Sekadar Pulang, Tapi MembangunBanyak dari mereka adalah lulusan perguruan tinggi, mantan pekerja di kota, atau bahkan wirausahawan muda yang pernah “mengecap” kehidupan urban. Tapi lalu mereka sadar:“Kenapa nggak membangun sesuatu di tempat aku berasal?”Mereka kembali dengan semangat baru. Ada yang membuka usaha kopi lokal, mengembangkan pertanian organik, mengelola wisata desa, sampai jualan online dari rumah di tengah sawah. Dengan teknologi dan kreativitas, batas antara desa dan kota mulai memudar.Desa = Peluang, Bukan KetertinggalanDulu, desa dianggap tempat yang tertinggal. Tapi sekarang? Banyak potensi yang belum tergarap. Lahan luas, udara bersih, tenaga kerja tersedia, dan masyarakat yang masih menjaga nilai-nilai kebersamaan—semuanya bisa jadi modal besar untuk membangun usaha berkelanjutan.Internet pun membuka banyak jalan. Anak muda bisa memasarkan produknya ke seluruh Indonesia, bahkan dunia. Dari keripik singkong, madu hutan, sampai kerajinan bambu—semuanya punya pasar asal tahu caranya.Lebih dari Sekadar UangYang mereka cari bukan cuma untung, tapi juga arti. Hidup di desa memberi waktu lebih banyak untuk keluarga, alam, dan ketenangan. Ada kepuasan batin ketika bisa memberdayakan tetangga, menciptakan lapangan kerja, atau menghidupkan kembali tradisi lokal yang hampir hilang.Mereka tidak hanya bekerja untuk diri sendiri, tapi juga membangun harapan baru untuk desanya.Tren yang Semakin KuatGerakan anak muda kembali ke desa bukan cuma cerita satu-dua orang. Ini sudah jadi fenomena. Pemerintah juga mulai mendorong lewat program wirausaha desa, bantuan UMKM, dan pelatihan digital.Ini menunjukkan bahwa desa adalah masa depan, bukan masa lalu. Dan anak muda—dengan segala energinya—adalah ujung tombak perubahan itu.—Jadi, apakah ini sekadar tren sesaat? Atau pilihan hidup yang bijak?Yang jelas, anak muda yang kembali ke desa bukan sedang mundur, tapi justru sedang melompat jauh ke depan—dengan cara yang lebih membumi dan bermakna.
